Agile Methodologies: Kanban vs Scrum

LivinginTelkom
5 min readFeb 28, 2024

--

Kanban dan Scrum merupakan hal yang tidak asing bagi sebuah perusahaan yang telah menerapkan agile methodology dalam mengelola proyek — proyek yang dimilikinya. Kanban dan Scrum adalah dua framework di dalam manajemen proyek agile yang diterapkan dalam menyelesaikan tugas proyek secara bertahap dan incremental, serta menekankan pada perbaikan yang berkelanjutan. Berikut penjelasan lebih detail mengenai kedua framework agile tersebut.

Kanban

Kanban merupakan kerangka manajemen proyek yang menekankan pada visualisasi proses untuk memantau tugas dan mengurangi inefisiensi dalam suatu proyek. Kanban berasal dari proses manufaktur di Toyota, dan penggunaannya pun luas. Inti dari Kanban adalah papan kanban — fisik atau digital — di mana setiap tahapnya dibagi ke dalam beberapa kolom. Pembagian kolom ini mewakili status tugas dalam proses pengembangan. Contoh paling sederhana dari papan Kanban adalah “To Do”, “In Progress”, dan “Done”. Tugas dituliskan pada kartu yang dipindah dari satu kolom ke kolom berikutnya hingga tuntas selesai.

Scrum

Scrum adalah kerangka agile yang dirancang untuk proyek kompleks yang sering kali memerlukan adaptasi terhadap perubahan. Scrum didasarkan pada siklus pengembangan pendek yang disebut sprint, yang umumnya berlangsung antara satu hingga empat minggu. Scrum juga menggunakan pendekatan berulang dalam menyelesaikan proyek, di mana tim menyelesaikan tugas secara bertahap. Hal ini mempermudah adaptasi terhadap perubahan dan prioritas yang terus berkembang.

Khusus untuk Scrum framework, terdapat tim yang bersifat mandiri, kecil (biasanya tidak lebih dari sembilan orang), dan terdiri dari satu scrum master dan satu product owner. Anggota tim lainnya disebut tim developer.

Perbedaan Kanban vs Scrum Framework

Setelah membaca definisi dari Kanban dan Scrum, terdapat beberapa perbedaan dalam penerapannya, yaitu:

  • Pertama, perbedaan dalam delivery cycle di mana Scrum membagi pengembangan proyek ke dalam beberapa periode berbatas waktu yang biasa dikenal sebagai sprint. Biasanya sprint berlangsung dalam kurun waktu 1–4 minggu. Sedangkan untuk Kanban mengirimkan hasil secara terus — menerus dan berkesinambungan hingga proyek selesai, dan tujuan utamanya adalah meningkatkan proses secara menyeluruh.
  • Di dalam Scrum terdapat peran tertentu, product owner bertanggung jawab atas perencanaan awal, penentuan prioritas tugas, dan komunikasi; scrum master bertanggung jawab mengawasi berjalannya proses sprint; dan anggota tim yang melaksanakan tugas di dalam sprint.
  • Scrum juga memiliki kerangka yang lebih terstruktur dibandingkan Kanban yang lebih menekankan pada visualisasi tugas dan didasarkan pada daftar backlog (hal — hal yang harus dilakukan).

Cara kerja framework Kanban dan Scrum

Dalam penerapannya, Kanban dapat digunakan bersamaan dengan framework lain dengan mudah. Kanban seringkali digunakan bersama — sama dengan Scrum dalam proses hybrid yang sering dikenal sebagai Scrumban. Konsep penting lainnya di dalam kerangka Kanban adalah sebagai berikut:

  • Definition of Workflow (DoW): Definisi alur kerja berfungsi untuk mendefinisikan bagian-bagian penting dari alur kerja Kanban, misalnya tugas seperti apa yang bergerak melalui papan, apa arti “mulai” atau “selesai”, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu item untuk melewati proses di dalam kolom tertentu.
  • Batasan work in progress (WIP): Tim dapat menetapkan batas WIP dalam satu kolom, beberapa kolom, atau seluruh papan. Hal ini menunjukkan jika kolom ditetapkan memiliki batas WIP lima, maka tidak boleh berisi lebih dari lima kartu sekaligus. Jika sudah ada lima kartu, tim harus menyelesaikan tugas di kolom tersebut sebelum tugas baru dapat dipindahkan. Batasan WIP dapat membantu kendala dalam proses produksi.
  • Kaizen: Artinya “perbaikan” dalam bahasa Jepang, kaizen mendorong pola pikir untuk terus memperbaiki proses. Hal ini mendorong semua anggota tim untuk bekerjasama dan berbagi wawasan untuk meningkatkan tim.

Sedangkan untuk Scrum sendiri lebih berfokus kepada menghasilkan maximum business value, dan daily stand-up meeting ada fitur kunci dari Scrum. Terdapat tiga pilar yang menjadi acuan penerapan kerangka dalam mengelola proyek, yaitu:

  • Adaptasi: Scrum bersifat adaptif, artinya ia menerima perubahan. Scrum dapat dengan mudah mengakomodasi proyek yang mengubah arah taktis.
  • Transparansi: Transparansi memastikan semua orang di tim mengetahui apa yang terjadi dan latar belakang dari tugas atau inisiatif tersebut.
  • Inspeksi: Anggota tim dan pemangku kepentingan memeriksa proyek secara konsisten dalam upaya perbaikan fitur atau proses suatu proyek.

Keunggulan

Setelah mengetahui apa itu Kanban dan Scrum secara umum serta cara kerja keduanya. Kanban dan Scrum memiliki keunggulan masing — masing yang dapat menjadi pertimbangan tim dalam menjalankan proyek. Keunggulan untuk Kanban, yang lebih menekankan pada visualisasi progress tugas adalah mempermudah anggota tim untuk mengetahui alur kerja sampai mana tahapan dari setiap backlog dan membantu untuk mengoptimalkan tugas antar tim yang berbeda. Selain itu, Kanban yang memiliki fitur limited Work in Progress di setiap kolom dapat membantu anggota tim untuk lebih fokus terhadap backlog prioritas.

Sedangkan Scrum memiliki keunggulan untuk dapat meningkatkan transparansi dan fleksibilitas untuk mengakomodasi perubahan. Selain itu, dengan adanya pembagian peran yang jelas di dalam Scrum dapat mendorong kolaborasi yang lebih baik dan penyelesaian proyek menjadi lebih cepat. Scrum dapat membantu pemangku kepentingan bisnis dari berbagai departemen terbiasa untuk lebih sering melakukan kontak, pengambilan keputusan yang lebih kolaboratif, dan kepemilikan hasil yang lebih bersama.

Source: Coursera

Dalam pelaksanaan proyek, penggunaan Kanban atau Scrum tidak secara ketat terkotak — kotakkan. Suatu proyek dapat menggunakan kerangka Kanban dan Scrum secara bersamaan maupun tidak. Ketika Anda tidak ingin merombak seluruh proses kerja tim tetapi ingin meningkatkan visibilitas, menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan, dan meningkatkan produktivitas Kanban bisa menjadi cara yang baik untuk memulai.

Sedangkan Scrum dapat digunakan jika Anda berada di industri yang sering mengalami perubahan, atau jika proyek memerlukan ruang untuk beradaptasi cepat (dinamika tinggi) dengan umpan balik. Hal ini mencakup industri yang sering melakukan pembaruan teknologi, atau proyek yang menciptakan produk baru. Scrum juga sering dikaitkan dengan produktivitas yang lebih tinggi, delivery task yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan kualitas yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Penerapan Kanban dan Scrum dalam project management merupakan hal yang penting untuk memperlancar prosesnya. Namun dalam penerapannya, suatu tim perlu mengenali terlebih dahulu sifat dari masing — masing framework, seperti perbedaan antara keduanya dan bagaimana cara menerapkan kerangka tersebut disesuaikan dengan kondisi terkini dari tim dan juga proyek itu sendiri untuk dapat mencapai keberhasilan proyek.

Bagi kamu yang ingin mengetahui informasi rekrutmen (GPTP, Professional, Internship), event, insight, dan lainnya, pantau terus akun Instagram @livingintelkom dan web rekrutmen di https://careers.telkom.co.id/ ya!

Written by Kak Annisa Kiranti

--

--

LivinginTelkom
LivinginTelkom

Written by LivinginTelkom

A professional youth community of @telkomindonesia Our story of Learn, Grow, Contribute to Indonesia: A great place for digital innovation champions

No responses yet